Selasa, 28 Juli 2015

Tugas Wajib 13 : Masa Depan Pesepakbolaan di Indonesia


Awan Hitam Sepak Bola Indonesia
Sanksi Federasi Sepakbola dunia atau  FIFA yang dijatuhkan kepada Indonesia pada 30 Mei 2015 lalu, memunculkan kekhawatiran soal para pemain Indonesia yang sedang bermain di liga internasional.
Namun ternyata FIFA  masih membolehkan pemain Indonesia yang ingin merumput di luar negeri. Ini dikatakan oleh CEO PT Liga Indonesia yang juga mantan Sekjen Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Joko Driyono. Meski disanksi oleh FIFA memang mempertimbangkan beberapa hal mengingat prestasi.
Contoh paling nyata adalah diizinkan nya tim nasional Indonesia main dalam ajang Sea Games 2015 di Singapura. Begitu juga beberapa pemain Indonesia yang sedang bermain di luar negeri. Mereka masih diizinkan untuk bermain di luar negeri. Tentunya karena FIFA juga memperhatikan prestasi pemain sepakbola Indonesia serta karier yang sedang ditempuh mereka.
Ada beberapa orang warga Indonesia yang sedang bermain di luar negeri. Misalnya Sergio van Dijk (Suphanburi Thailand), Irfan Bachdim (Consadole Sapporo), Arthur Irawan (Waasland-Beveren) hingga Andik Vermansyah (Selangor FC). Prestasi pemain Indonesia memang cukup diminati oleh beberapa klub internasional.
Setelah sanksi FIFA turun, dan beberapa klub bubar ada dua orang pesepakbola Indonesia bergabung dengan klub luar negeri yaitu Greg Nwokolo (BEC Tero Sasana Thailand) dan Dedi Gusmawan.
Berbeda halnya dengan pemain asing yang bermain untuk klub-klub Indonesia. Mereka berjumlah kurang lebih 50 orang terpaksa meninggalkan Indonesia karena masa depan sepakbola Indonesia suram. Sebagian dari mereka mengaku betah di Indonesia dan kembali ke negaranya sampai  kondisi sepakbola Indonesia kondusif.
Pembekuan PSSI dan sanksi FIFA kepada PSSI memang menorehkan satu sejarah tersendiri. Tentu saja, ini adalah sejarah kemunduran bagi sepakbola Indonesia.  Bagaimana tidak ? Kompetisi lokal dan juga interternasional yang diikuti oleh tim nasional Garuda di berbagai tingkatan umur tidak bisa diikuti oleh Indonesia.
AFC pun langsung mencoret kepesertaan timnas Indonesia dari Pra Piala Dunia 2018 yang juga Pra Piala Asia 2019.  Menyusul bahwa timnas Indonesia U-16 dan U-19 juga dicoret dari Pra Piala Asia U-16 dan U-19. Padahal bagi tim yunior, kompetisi itu penting untuk menjadi dasar baginya untuk bermain di kelompok senior.Sepakbola Indonesia benar-benar alami masa suram.
Upayakan dialog dengan PSSI

FIFA menyatakan, mereka akan mencabut sanksi dan memulihkan keanggotaan PSSI apabila Indonesia memenuhi sejumlah syarat, diantaranya PSSI kembali diberi wewenang untuk mengelola urusannya secara independen. Menurut pengamat sepak bola Andi Bachtiar Yusuf, pernyataan FIFA itu berarti Kemenpora harus mengoreksi surat keputusan pembekuan PSSI pimpinan La Nyalla.
"Itu 'kan berarti kepengurusan terakhir PSSI (yang dibekukan Kemenpora) yang tidak diakui itu. Pada akhirnya memang harus kembali ke PSSI," kata Andi Bachtiar. Di sinilah, menurutnya, Kemenpora tetap perlu melakukan dialog dengan PSSI yang lama. "Kemenpora bisa apa, kalau tanpa PSSI. Mereka mau pakai wasit asing, tetap saja haeus melalui PSSI." Tetapi usulan Andi Bachtiar ini sepertinya tidak ditanggapi positif oleh Kemenpora. .Kementerian Pemuda dan olah raga, menurut staf khusus Menpora, Zainul Munasichin, justru akanmembekukan kepengurusan PSSI yang lamapimpinan La Nyalla.
Kemenpora juga akan membentuk pengurus sementara PSSI yang nantinya berperan menggelar kongres untuk memilih pengurus PSSI yang baru. "Pengurus sementara PSSI ini nanti bertugas menyelenggarakan Kongres PSSI dan sekaligus menyiapkan turnamen dan kompetisi di Indonesia dengan sistem yang transaparan dan bersih," kata Zainul Munasichin kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Minggu (31/05). BBC Indonesia telah mencoba menghubungi sejumlah pimpinan PSSI pimpinan La Nyalla melalui telepon genggamnya, tetapi belum mendapatkan tanggapan balik
Staf Khusus Menpora mengatakan, “Zainul Munasichin Pengurus sementara PSSI ini nanti bertugas menyelenggarakan Kongres PSSI dan sekaligus menyiapkan turnamen dan kompetisi di Indonesia dengan sistem yang transaparan dan bersih”.


Sumber :
  • http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/05/150530_indonesia_menpora_sanksififa
  • http://www.kompasiana.com/nuninglistia/masa-suram-sepakbola-indonesia_55891b83c3afbdca08c75b58





Tidak ada komentar:

Posting Komentar