Senin, 27 Juli 2015

Tugas Wajib 9 : Sistem Face Detector untuk Daftar Hadir Mahasiswa



Slawi (Melati)
 – SMA Negeri 1 Slawi mendapatkan bantuan dari PT Telkomsel dalam salah satu rangkaian kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) yang  memiliki program bertujuan untuk ikut serta meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu program CSR dari Telkomsel dalam dunia pendidikan adalah program Integrated Digital School (IDS).
        Tujuan dari program IDS ini adalah memberikan pengenalan dan pengalaman teknologi baik untuk para siswa maupun untuk para guru di sekolah dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari. Dalam program ini Telkomsel memberikan bantuan berupa Hardware, Software dan juga pelatihan pendampingan pemanfaatan hardware dan software tersebut khususnya untuk para tenaga pengelola IT.
          Dalam program ini sekolah sama sekali tidak mengeluarkan biaya, yang diperlukan dari sekolah adalah komitmen sekolah untuk menggunakan perangkat IDS tersebut. Dalam hal ini, status kepemilikan dari hardware/software  yang diberikan kepada pihak sekolah adalah dipinjamkan kepada sekolah. Oleh karena itu, Telkomsel berhak untuk menarik perangkat yang dipinjamkan untuk dipindahkan ke sekolah lain, jika dinilai sekolah kurang optimal dalam menggunakan perangkat yang diberikan.
           Sebelumnya, Telkomsel telah melaksanakan Program IDS tahap 1 untuk diimplementasikan di 22 SMPN di Jakarta pada tahun 2012. Program IDS tahap 2 telah di implementasikan pada awal tahun 2013, untuk 25 sekolah, yang terdiri dari 13 SMPN di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta, 5 SMPN di wilayah Jawa Timur, dan 7 SMPN di wilayah Bali.
       Pada program IDS tahap 3 ini, Telkomsel menunjuk PT Sistem Piranti Destinasi (PT SPD) untuk melakukan implementasi program di lapangan, sejumlah 20 SMA di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Adapun untuk SMA N 1 Slawi, termasuk dalam program tahap 3 ini. Dan SMA N 1 Slawi ini merupakan satu-satunya SMA se-Karasidenan Pekalongan yang telah diberikan bantuan Face Detector oleh PT Telkomsel.
        Bantuan software dan hardware yang diberikan adalah berupa aplikasi sistem yang terintegrasi untuk penunjangan proses pendidikan sekolah yang diantaranya adalah Sistem absensi bagi siswa kelas 10 s.d. 12 dengan menggunakan teknologi RFID atau Radio Frequency Identification dan Face Detector; Sistem Perpustakaan; Digital Mading; Materi bahan ajar digital; GSM Modem; dan Sisitem penilaian murid secara elektronis.
           Jangka waktu pelaksanaan program IDS yang diberikan PT Telkomsel kepada SMA N 1 Slawi ini adalah satu tahun. Namun ini masih bisa diperpanjang untuk beberapa tahun ke depan, jika kedua pihak (SMA N 1 Slawi dan PT Telkomsel) menyetujui adanya perpanjangan waktu.
      “Rencananya, program ini akan mulai berjalan pada pertengahan Maret mendatang,” tutur salah satu Staff penanggung jawab Program IDS yang akrab disapa Mas Riyan ini. “Pada awal penggunaannya nanti, akan digunakan Face Detector terlebih dahulu, walaupun sudah ada kartu RFID-nya. Pihak sekolah tidak akan memberikan kartu RFIDnya dulu, karena ditakutkan siswa yang berangkatnya siang akan menitipkan kartunya pada temannya sebagai alibi agar tidak terlambat,” imbuhnya.
        Kartu FRID yang dimaksud adalah kartu absensi siswa yang di dalamnya sudah terdapat chip berisi dokumen identitas siswa. Selain untuk absensi, kartu itu ternyata juga digunakan sebagai kartu perpustakaan.
             “Cara menggunakannya mudah sekali. Siswa tinggal berdiri di depan alat pendeteki dengan mengarahkan wajanya ke layar kecil pendeteksi. Kalau sudah pas, akan muncul keterangan data siswa tadi. Tapi kalau tidak pas, maka tulisan yang akan muncul adalah ‘Wajah Tidak Ada’ begitu,” tutur Mas Riyan saat ditanyai tentang tata cara penggunaanya. “Kalau memakai kartu RFID justru lebih cepat, karena di dalam kartu tadi sudah ada chipnya,” imbuhnya.
           Mas Riyan mengatakan, bahwa dalam penggunaan Face Detector, retina mata lah yang digunakan. Alat pendeteksi akan berfungsi apabila retina mata dari siswa yang menggunakan sudah terdaftar dalam alat itu.

Berharap menjadi lebih praktis

        Dengan adanya alat tersebut, pihak sekolah berharap bahwa dengan adanya program IDS ini maka absensi dan sebagainya dapat berjalan lebih singkat dan praktis. Ini akan sedikit berbeda dengan alat Finger Scan yang satu tahun terakhir sudah digunakan oleh SMA Negeri 1 Slawi untuk absensi. Diharapkan alat ini akan memperpendek antrean siswa ketika pagi hari untuk absensi seperti sebelumnya yang terjadi saat penggunaan Finger Scan.
          Memang sebelumnya, penggunaan Finger Scan dianggap kurang praktis. Karena alat tersebut dinilai kurang sensitif, sehingga proses pendataan akan lama. Ditambah lagi, antrean yang begitu panjang ketika pagi hari, membuat siswa banyak mengeluh karena antrean tersebut dinilai membuat absennya jadi terlambat.
sumber:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar